ANTARA LOGIKA DAN SURATAN ( TAKDIR )
Ada dua orang yang sedang berpergian, katakanlah namanya si "Logika" dan satu lagi si "Suratan". Keduanya mengendarai mobil, tetapi di tengah perjalanan, mereka kehabisan bahan bakar, sehingga terpaksa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki.
Seiring dengan perjalanan waktu yang tidak bisa diperlambat dan di percepat. Keduanya pun memutuskan untuk istrahat. Si Logika berkata kepada si Suratan, "Saya akan tidur di bawah pohon di pinggir jalan itu malam ini, hingga pagi hari, dan kita akan lanjutkan perjalanan esok pagi". Namun, si Suratan memutuskan bahwa dia akan tidur di tengah jalan."Gila kamu! itu artinya kamu cari mati!," cegah si Logika pada si Suratan. "Mungkin saja malam ini ada mobil yang melintas di jalan ini dan akan melindasmu," lanjutnya mengingatkan si Suratan.
"Tidak, saya tetap akan tidur di tengah jalan," tegas si Suratan dengan mantap."Mungkin saja bila ada mobil yang melintas di jalan ini, maka dia akan berhenti ketika melihatku tidur di tengah jalan, lalu membangunkanku. Dan kita akan bisa mendapatkan tumpangan untuk melanjutkan perjalanan kita," lanju si Suratan memberi alasan kepada si Logika.
Benar. akhirnya malam itu si Logika tidur di bawah pohon, sedangkan si Suratan tidur di tengah jalan. Beberapa jam kemudian, sebuah mobil besar melintas. Ketika si sopir melihat ada seseorang yang sedang tidur di tengah jalan, dia pun berusaha menghentikan laju mobilnya. Namun, ternyata mobil itu sangat sulit berhenti, sebab lanjunya cukup kencang, sehingga dia membanting setir ke arah pohon di pinggir jalan. si Logika yang sedang tidur di bawah pun meninggal tertabrak mobil tersebut, sedangkan si Suratan yang tidur di tengah jalan tadi tetap segar bugar.
Itulah fenomena faktual yang ada. Terkadang "Suratan" berlaku pada seseorang dalam kehidupan ini, walaupun hal itu berlawanan dengan "Logika". Banyak orang mengatakan dengan istilah "Tidak logis". Namun, bila sudah menjadi suratan takdir, maka tidak ada yang bisa menghindarinya.....SEKIAN..
HIKMAH
Ingatlah. Terkadang keterlambatan kita dalam berpergian, bisa jadi kebaikan untuk kita. Terkadang, keterlambatan atau cepatnya menikah, akan menjadi berkah tersendiri. Terkadang, tertolaknya lamaran kerja di suatu perusahaan akan menjadi kebaikan dalam hidup kita. Terkadang, engkau membenci sesuatu padahal itu kebaikan buatmu.
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi ( pula ) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui". ( al-Baqarah: 216 )
Penulis : M. Taufiq .H
0 komentar:
Posting Komentar