Assalamu'alaikum

Assalamu'alaikum

Daftar Menu

BERAPA

Bahaya Mengintai Dibalik Jus Buah

Barry Popkin, seorang pakar nutrisi terkemuka dari Universitas North Carolina, memperingatkan tentang bahaya tersembunyi dalam minuman jus buah dan smoothie (jus buah yang di campur bahan lain, seperti coklat kacang dan susu, agar lebih kental), karena kandungan

Membaca al-Qur'an Redam Nyeri Operasi

Membaca al-Qur'an dengan tartil selama 10 menit, dapat mengurangi nyeri yang dirasakan oleh ibu yang melahirkan lewat operasi Ceaesar. Demikian menurut hasil penelitian oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhmmadiyah Yogyakarta (UMY) angkatan 2009, Hasto Andi Irawan.

Aborsi Meningkatkan Resiko Kematian Wanita

Sebuah penelitian di Denmark menyimpulkan, perempuan yang pernah melakukan aborsi mengalami peningkatan risiko kematian saat melahirkan. Studi yang dimuat di Eurapean Journal of Public Health Nopember 2012 itu mengamati tingkat kematian saat melahirkan selama lebih dari 25 tahin di Denmark..

PAUS BIRU MAKAN DENGAN "TANGAN KANAN"

Paus biru, mamalia terbesar di bumi, lebih sering menyergap buruan dengan sisi kanannya ketika mereka menyantap makanan di laut. Itu artinya, hewan tersebut seperti manusia yang menggunakan tangan kanan untuk memasukkan makanan ke mulut.

Akhir Klaim "Ayam dan Telur"

Mana yang lebih dahulu, ayam atau telur? Pertanyaan seperti ini sudah terjadi sejak berabad - abad. Tapi kini, jawabanya sudah tersedia. Para ilmuan bulan lalu mengklaim telah memecahkan teka - teki tersebut. Jawabanya, kata mereka, adalah ayam.

Jumat, 21 Oktober 2016

Rasulullah, Sosok Sederhana Dan Bersahaja

Rasulullah, Sosok Sederhana Dan Bersahaja



Rasulullah ﷺ adalah sosok yang lengkap. Bukan hanya dari sisi akhlak dan karakternya, tapi juga dari sisi perjalanan hidupnya. Beliau pernah mengalami kemiskinan. Tapi kekayaan juga pernah beliau rasakan. Beliau miskin dengan keridhaan dan kaya dengan rasa syukur. Beliau tidak pernah bersedih dengan dunia yang hilang darinya. Dan beliau tidak berbangga dengan belimpahnya dunia.
Beliau pernah mendermakan kambing sepenuh lembah. Ya, beliau memiliki kambing sepenuh lembah, kemudian beliau berikan hanya kepada satu orang. Di lain hari, di rumahnya tak ada sesuatu untuk dimakan. Beliau zuhud, sederhana, dan bersahaja.
Apa Hakikat Dunia?
Rasulullah ﷺ adalah seorang pendidik yang baik. Beliau akrab dengan para sahabatnya dan sering memberi pemahaman kepada mereka dengan menggunakan media. Suatu hari, beliau ﷺ hendak mengajarkan kepada para sahabatnya –dan tentu juga kepada kita- tentang nilai dunia di sisi Allah ﷻ. Beliau berikan perumpamaan dengan media sebuah bangkai kambing yang cacat.
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah ﷺ penah melewati pasar bersama para sahabatnya. Kemudian beliau melihat ada bangkai kambing yang kecil kupingnya (cacat). Beliau kepit telinga kambing itu dengan jarinya dan bersabda,
أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ
“Siapa yang mau membelinya seharga satu dirham?”
“Kami sama sekali tidak tertarik. Apa yang bisa diperbuat dengannya?” kata para sahabat menjawab tawaran beliau ﷺ.
أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ
“Mau tidak kalau ini jadi milik kalian?” Rasulullah menawarkannya dengan cuma-cuma.
“Demi Allah, seandainya kambing itu hidup, ia pun cacat. Apalagi sekarang dia sudah mati”, para sahabat tetap enggan memilikinya.
فَوَاللَّهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ
Rasulullah ﷺ bersabda, “Demi Allah, dunia itu lebih hina bagi Allah daripada pendapat kalian tentang anak kambing ini.” (HR. Muslim, 2957 dan Ahmad, 14402).
Inilah arti dunia di sisi Allah ﷻ, dan juga bagi Rasulullah ﷺ. Kemudian para sahabatnya pun menjadi sosok yang menaruh dunia hanya di tangan mereka, tidak masuk ke dalam hati mereka.
Kumpulkan Untukku di Akhirat
Dari Khaitsamah, dikatakan kepada Nabi ﷺ, “Jika engkau mau, akan kami berikan perbendaharaan dunia dan kunci-kuncinya, sesuatu yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelummu, dan seorang pun setelahmu. Kami tidak akan mengurangi jatahmu di sisi Allah”. Beliau ﷺ menjawab, “Kumpulkan itu semua untukku di akhirat”.
Kemudian Allah ﷻ menurunkan ayat,
تَبَارَكَ الَّذِي إِنْ شَاءَ جَعَلَ لَكَ خَيْرًا مِنْ ذَلِكَ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ وَيَجْعَلْ لَكَ قُصُورًا
“Maha Suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana.” (QS:Al-Furqaan | Ayat: 10).
Dari Aisyah radhiallahu ‘anha,
تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – وَدِرْعُهُ مَرْهُونَةٌ عِنْدَ يَهُودِىٍّ بِثَلاَثِينَ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ
“Ketika Rasulullah ﷺ wafat, baju besi beliau tergadaikan pada orang Yahudi sebagai jaminan untuk 30 sha’ gandum (yang beliau beli secara tidak tunai).” (HR. Bukhari no. 2916) (Ibnu Katsir, Tafsir al-Quran al-Azhim, 6/95).
Kisah Dari Bahrain
Rasulullah ﷺ mengutus Abu Ubaidah bin al-Jarah ke Bahrain untuk mengambil jizyah dari wilayah tersebut. Saat itu, Rasulullah telah mengikat perjanjian damai dengan wilayah kepulauan Teluk itu. Dan mengangkat al-Ala’ bin al-Hadhrami sebagai walinya. Abu Ubaidah kembali ke Madinah dengan membawa harta dari Bahrain. Orang-orang Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah, lalu mereka mengerjakan shalat subuh bersama Rasulullah ﷺ
Seusai shalat, Rasulullah beranjak. Kemudian orang-orang mendekati beliau. Melihat hal itu Rasulullah ﷺ tersenyum dan bersabda,
“أَظُنُّكُمْ قَدْ سَمِعْتُمْ أَنَّ أَبَا عُبَيْدَةَ قَدْ جَاءَ بِشَيْءٍ” فقالوا: أجل يا رسول الله. قال: “فَأَبْشِرُوا وَأَمِّلُوا مَا يَسُرُّكُمْ، فَوَاللَّهِ لاَ الْفَقْرَ أَخْشَى عَلَيْكُمْ وَلَكِنْ أَخَشَى عَلَيْكُمْ أَنْ تُبْسَطَ عَلَيْكُمُ الدُّنْيَا كَمَا بُسِطَتْ عَلَى مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، فَتَنَافَسُوهَا كَمَا تَنَافَسُوهَا، وَتُهْلِكَكُمْ كَمَا أَهْلَكَتْهُمْ”.
“Aku kira kalian mengetahui Abu Ubaidah datang membawa sesuatu”. “Benar wahai Rasulullah”, jawab mereka.
Kemudian Beliau ﷺ bersabda, “Bergembiralah dan harapkanlah memperoleh sesuatu yang menyenangkan kalian. Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku takutkan menimpa kalian. Namun yang aku takutkan adalah ketika dunia dibentangkannya pada kalian, sebagaimana telah dibentangkan kepada orang-orang sebelum kalian. Maka kalian akan berlomba-lomba sebagaimana mereka dulu telah berlomba-lomba (untuk mendapatkannya). Lalu kalian akan binasa sebagaimana mereka dulu telah binasa.” (HR. al-Bukhari 3791 dan Muslim 2961).
Ketika Rasulullah ﷺ takut kalau peluang-peluang menggapai harta dunia begitu mudah kita raih, beliau takut kita terpedaya, kemudian membuat rugi akhirat kita, bersamaan dengan itu, betapa takutnya kita dengan kemiskinan. Ketakutan yang membuat sebagian dari kita menempuh cara-cara haram untuk mendapatkan kekayaan.
Salah seorang salaf mengatakan, “Seandainya manusia takut masuk neraka sebagaimana mereka takut miskin, pasti dia akan masuk surga.”
Ummul mukminin, Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan,
مَا شَبِعَ آلُ مُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم – مُنْذُ قَدِمَ الْمَدِينَةَ مِنْ طَعَامِ الْبُرِّ ثَلاَثَ لَيَالٍ تِبَاعًا ، حَتَّى قُبِضَ
“Tidak pernah keluarga Muhammad ﷺ kenyang dengan makanan dari gandum halus selama 3 hari berturut-turut, sejak beliau tiba di Madinah hingga beliau diwafatkan.” (HR. Bukhari 5416, Muslim 7633 dan yang lainnya).
Aisyah radhiallahu ‘anha juga menuturkan,
إِنْ كُنَّا آلَ مُحَمَّدٍ نَمكُثُ شَهْرًا مَا نَسْتَوْقِدُ بِنَارٍ ، إِنْ هُوَ إِلا التَّمْرُ وَالْمَاءُ
“Sesungguhnya kami, keluarga Muhammad pernah selama sebulan tidak menyalakan api (tidak memasak apapun) kecuali kurma dan air.” (HR. Muslim 2972 dan at-Tirmidzi 2471).
Beliau adalah kekasih Allah ﷻ, seandainya kekayaan jadi ukuran kemuliaan, tentu beliau ﷺ adalah orang yang paling layak untuk mendapatkan kekayaan.
Tidak Pernah Menikmati Roti Sampai Kenyang Hingga Ajalnya
Kesederhanaan Rasulullah ﷺ dan bersahajanya kehidupan beliau, bukan berarti mengajak seluruh umat Islam hidup miskin. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil tentang sikap bersyukur dan qonaah (cukup). Tentang memaknai hidup, bahwa kehidupan adalah kehidupan akhirat. Tentang tidak sibuk dengan dunia hingga wafat tidak membawa amal, bekal kehidupan yang sesungguhnya. Tentang keluh kesah kita, padahal banyak yang harus kita syukuri dari apa yang kita enyam dan rasa. Karena kekasih Allah ﷻ pun tidak semewah kita. Tentang, tentang, dan tentang lainnya…
ن أبي هريرة رضي الله عنه أنه كان يشير بإصبعه مرارًا يقول: والذي نفس أبي هريرة بيده، ما شبع نبي الله صلى الله عليه وسلم وأهله ثلاثة أيام تباعًا من خبز حنطة حتى فارق الدنيا.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkali-kali mengarahkan jarinya ke mulutnya, sembari mengatakan, “Rasulullah ﷺ dan keluarganya tidak pernah merasa kenyang dalam tiga hari berturut-turut karena memakan roti gandum. (Keadaan tersebut terus berlangsung) Hingga beliau berpisah dengan dunia”. (HR. Muslim 2976 dan Ibnu Majah 3343).
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : اَنَّهُ مَرَّ بِقَوْمٍ بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ شاَةٌ مَصْلِيَةٌ َدَعَوْهُ فَاَبَى اَنْ يَأْكُلُ قاَلَ : خَرَجَ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ الدُّنْياَ وَلَمْ يَشْبَعْ مِنَ الْخُبْزِ الشَّعِيْرِ.
Juga dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, suatu hari beliau melewati orang-orang yang sedang menikmati daging kambing yang dipanggang. Mereka mengundang Abu Hurairah, tetapi dia tidak mau memakannya. Abu Hurairah berkata, “Sampai dengan saat wafatnya Rasulullah ﷺ Tidak pernah kenyang oleh roti yang terbuat dari gandum”. (HR. al-Bukhari 5098).
Membaca hadits ini, rasanya kita hendak menangis. Rasulullah ﷺ yang kita cintai hingga demikian perjalanan hidupnya. Sementara kita, tak terhitung berapa kali merasa kekenyangan yang menyesakkan celana. Hingga makanan terbuang sia-sia. Hanya kepada Allah ﷻ kita memohon ampun.
Gurat Tikar Di Pipi
Umar berkisah tentang kebersamaannya dengan Rasulullah ﷺ, “Aku pernah berkunjung menemui Rasulullah ﷺ. Waktu itu beliau berada dalam sebuah kamar, tidur di atas tikar yang tidak beralas. Di bawah kepalanya ada bantal dari kulit kambing yang diisi dengan sabut. Pada kedua kakinya daun penyamak terkumpul. Di atas kepalanya, kulit kambing tergantung. Aku melihat guratan anyam tikar di sisi perutnya, maka aku pun menangis.”
Beliau mengatakan, “Apa yang menyebabkanmu menangis (ya Umar)?” “Wahai Rasulullah, Kisra dan Kaisar dalam keaadan mereka (selalu di dalam kesenangan, kemewahan, dan serba cukup), padahal engkau adalah utusan Allah.” Jawab Umar. Umar hendak menyatakan, Anda lebih layak menikmati isi dunia dibanding raja-raja itu karena Anda adalah utusan Allah. Rasulullah menjawab,
أَمَا تَرْضَى أَنْ تَكُونَ لَهُمُ الدُّنْيَا وَلَنَا الآخِرَةُ
“Apakah engkau tidak senang, bahwa dunia ini bagi mereka dan akhirat untuk kita?” (HR. al-Bukhari 4629 dan Muslim 1479).
Penutup
Rasulullah ﷺ pernah merasakan kekayaan, saat itu beliau berderma. Kedermawanannya bagaikan debu yang tertiup angin. Dan beliau mencintai kesederhanaan. Beliau merasa cukup dalam segala keadaan. Allah ﷻ kumpulkan keadaan tersebut pada diri beliau ﷺ agar semakin sempurna keteladanan yang beliau miliki.
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com

KEADAAN SAAT TURUNNYA WAHYU

KEADAAN SAAT TURUNNYA WAHYU



Setelah berulang kali mengalami mimpi menjadi nyata, Muhammad ﷺ mulai menyendiri di Gua Hira. Hingga beberapa waktu berlalu tibalah bulan Ramadhan. Beliau ﷺ menemui sesuatu yang mengubah kehidupannya. Beliau berjumpa dengan Jibril.
Jibril di Gua
Jibril masuk ke Gua Hira lalu memerintahkan Muhammad ﷺ untuk membaca. Hingga turunlah surat al-Alaq 1-5. Beliau melihat mimpinya menjadi nyata.
Mungkin ada yang bertanya, mengapa Jibril mendekap Nabi Muhammad ﷺ dan membuat beliau kepayahan? Mengapa beliau merasakan ketakutan?
Di antara faidahnya adalah Nabi ﷺ begitu sadar bahwa keanehan yang beliau alami adalah sesuatu yang hakiki. Beliau merasakan sakit yang bisa dirasakan inderanya. Sehingga tak ada rasa ragu atau menerka itu adalah khayalan atau menduga-duga. Kemudian hal ini juga menjadi pelajaran kepada beliau bahwa tahapan-tahapan wahyu berikutnya akan turun dalam keadaan berat seperti ini. sebagaimana firman Allah ﷻ,
إِنَّا سَنُلْقِي عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.” (QS:Al-Muzzammil | Ayat: 5).
Kata berat dalam ayat ini bukan hanya mengandung pengertian secara maknawi. Atau hanya berarti makna yang mendalam dan penuh hikmah. Berat tersebut adalah dalam arti sebenarnya. Yang dirasakan oleh panca indera.
Hal ini dipertegas lagi oleh pengalaman sahabat Zaid bin Tsabit radhiallahu ‘anhu. Ia mengatakan, “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ sedang mendapat wahyu:
لاَيَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ
“Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah…” (QS:An-Nisaa | Ayat: 95).
Kemudian datang Ibnu Ummi Maktum yang menyebutkan ayat itu padaku. Ia berkata, ‘Wahai Rasulullah, seandainya aku bisa berjihad, pasti aku akan berjihad’. Ia adalah seorang laki-laki buta. Kemudian Allah Tabaraka wa Ta’ala menambahkan ayat kepada Rasul-Nya ﷺ. Saat itu paha beliau berada di atas pahaku. Aku merasa begitu keberatan. Sampai-sampai aku khawatir pahaku remuk. Setelah itu dilanjutkan kepada beliau, Allah menurunkan:
غَيْرُ أُولِي الضَّرَرِ
“yang tidak mempunyai uzur” (QS:An-Nisaa | Ayat: 95). (HR. al-Bukhary, Kitab al-Jihad wa as-Siyar, 2677, at-Turmudzi 3033, dan an-Nasa-I 4308).
Hadits ini menjelaskan kepada kita perkataan berat yang dimaksud dalam surat al-Muzammil  mencakup berat dalam arti hakiki. Bukan hanya secara maknawi. Sebagaimana yang dirasakan oleh Zaid bin Tsabit radhiallahu ‘anhu. Demikian juga Aisyah radhiallahu ‘anha meriwayatkan,
إِنْ كَانَ لَيُوحَى إِلَى رَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ عَلَى رَاحِلَتِهِ، فَتَضْرِبُ بِجِرَانِهَا
“Apabila Rasulullah ﷺ menerima wahyu saat berada di atas tunggangannya (ontanya), maka bagian perut onta itu akan menempel ke tanah.” (HR. Ahmad 24912).
Artinya onta itu tak sanggup menahan beban Rasulullah ﷺ yang sedang menerima wahyu. Sehingga ia terduduk sampai perutnya menempel ke tanah.
Dahsyat dan beratnya peristiwa menerima wahyu ini berbeda-beda. Wahyu yang satu bisa lebih berat dari wahyu lainnya. Al-Harits bin Hisyam radhiallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ, “Wahai Rasulullah, bagaimana cara wahyu datang kepadamu?” Rasulullah ﷺ menjawab,
أَحْيَانًا يَأْتِينِي مِثْلَ صَلْصَلَةِ الْجَرَسِ، وَهُوَ أَشَدُّهُ عَلَيَّ فَيُفْصَمُ عَنِّي وَقَدْ وَعَيْتُ عَنْهُ مَا قَالَ، وَأَحْيَانًا يَتَمَثَّلُ لِي الْمَلَكُ رَجُلاً فَيُكَلِّمُنِي فَأَعِي مَا يَقُولُ
“Terkadang wahyu itu datang kepadaku seperti suara lonceng. Inilah yang terberat bagiku. Dia memberitakan sesuatu dan aku memahami apa yang ia ucapkan. Dan terkadang malaikat datang dalam wujud seorang laki-laki, lalu dia berbicara padaku dan aku paham apa yang diucapkannya.” (HR. al-Bukhari 3043 dan Muslim 2333).
Jadi, tingkat kesulitan penerimaan wahyu itu berbeda-beda. Dan yang paling berat adalah seperti gemerincing lonceng. Aisyah radhiallahu ‘anha paham betul tentang beratnya wahyu itu. ia menuturkan bagaimana keadaan Nabi ﷺ saat turun wahyu di musim dingin.
وَلَقَدْ رَأَيْتُهُ يَنْزِلُ عَلَيْهِ الْوَحْيُ فِي الْيَوْمِ الشَّدِيدِ الْبَرْدِ فَيَفْصِمُ عَنْهُ وَإِنَّ جَبِينَهُ لَيَتَفَصَّدُ عَرَقًا
“Sungguh aku melihat wahyu turun kepada beliau di hari yang sangat dingin namun beliau tidak merasa kedinginan. Bahkan dari dahi beliau mengeluarkan keringat.” (HR. al-Bukhari 2, at-Turmudzi 3634, an-Nasai- 1006, dan Ahmad 26241).
Di ruang ber-AC dengan suhu 200c saja, kita sudah tidak berkeringat. Sedangkan dinginnya Kota Madinah bisa mencapai 100c bahkan lebih rendah lagi. Dalam kodisi seperti itu, Rasulullah ﷺ berkeringat. Terbayang, betapa berat keadaan yang dialami Nabi ﷺ saat menerima wahyu.
Mengapa Dalam Keadaan Berat?
Membaca hadits-hadits Nabi ﷺ, kita bisa menangkap hikmah mengapa wahyu turun dalam keadaan yang begitu berat. Dan Allah ﷻ lebih mengetahui hikmahnya. Nabi ﷺ mendapat ujian dari segala sisi: keluarga yang wafat meninggalkannya, hartanya, negeri asalnya, sahabat-sahabatnya, sampai rasa sakit yang berliau derita.
إِنِّي أُوعَكُ كَمَا يُوعَكُ رَجُلاَنِ مِنْكُمْ
“Sungguh aku sakit sebagimana rasa sakit dua orang kalian (dua kali lipat).” (HR. al-Bukhari 5324 dan Muslim 2571).
Dan juga sabda beliau ﷺ,
أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ
“Orang yang paling besar musibahnya adalah para nabi, kemudian yang (keshalehannya) mirip (dengan mereka), kemudian yang mirip dengan mereka.” (HR. an-Nasa-i 7482 dll.)
Rasulullah ﷺ adalah sebaik-baik manusia, rasul yang paling utama. Beliau mendapatkan cobaan hingga saat menerima wahyu. Dengan rasa berat tersebut Rasulullah ﷺ bersabar. Beliau lebih melihat hikmah wahyu tersebut yang merupakan petunjuk yang bermanfaat bagi umatnya. Sampai-sampai beliau rindu dengan perjumpaan Jibril dan mendengar kalam Ilahi itu. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ bertanya kepada Jibril:
مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تَزُورَنَا أَكْثَرَ مِمَّا تَزُورُنَا فَنَزَلَتْ { وَمَا نَتَنَزَّلُ إِلَّا بِأَمْرِ رَبِّكَ لَهُ مَا بَيْنَ أَيْدِينَا وَمَا خَلْفَنَا }
“Mengapa engkau tidak sering lagi mengunjungiku sebagaimana biasanya?” Lalu turunlah ayat: Dan tidaklah kami (Jibril) turun, kecuali dengan perintah Tuhanmu. kepunyaan-Nyalah segala yang ada di hadapan kita, dan segala yang ada di belakang kita. (Maryam: 64).” (HR. al-Bukhari 4454 dan selainnya).
Penutup
Dengan mengetahui bagaimana keadaan Rasulullah saat menerima wahyu, mudah-mudahan kita semakin mengagungkan Alquran. Dan terbayang setiap kita membaca ayat Alquran bagaimana Rasulullah berjuang keras dan bersabar menahan beratnya menerima wahyu Ilahi untuk disampaikan kepada kita, untuk kita baca dan tadabburi.
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com


Read more https://kisahmuslim.com/5562-keadaan-saat-turunnya-wahyu.html

Sabtu, 15 Oktober 2016

KISAH NABI DZULKIFLI AS


NABI DZULKIFLI  AS

Kisah Kehidupan Nabi DZULKIFLI  AS

Nabi Dzulkifli as adalah anak dari Nabi Ayyub as. Nabi Dzulkifli as adalah gelar yang diberikan kepadanya karena beliau menjalankan amanat raja. Beliau adalah seorang yang sabar, sebagaimana tersebut dalam Al-qur'an:
        "Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris, dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang - orang yang sabar. Kami telah memasukkan mereka kedalam rahmat kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang - orang yang sholeh."( Qs. 21 : 85-86 )

           Dzulkifli mempunyai arti sanggup dan yang dimaksud ialah sanggup menjalankan amanat raja. Dengan ceritanya, dinegeri itu ada seorang raja yang sudah tua usianya dan tidak sanggup lagi memegang kerajaan, sedangkan ia tidak mempunyai anak. Raja itu berkata  dihadapan rakyatnya sebagai berikut:

"Siapakah diantara kalian yang sanggup berpuasa pada siang hari, beribadah di malam hari dan tidak marah-marah maka kepadanya akan kuserahkan kerajaan ini, karena aku sudah tua."
Sang raja bertanya kembali :

"Siapakah yang sangggup berpuasa pada siang hari, beribadah di malam hari, dan tidak marah - marah?"

Berdirilah seorang pemuda yang bernama Basyar, dan menjawab:

     "Saya sanggup." Sedangkan rakyat seluruhnya tidak ada seorang pun yang sanggup  seperti Basyar itu. Inilah sebabnya Basyar diberi gelar Dzulkifli, yang artinya orang sanggup.

     Setelah beliau diangkat menjadi raja, beliau mengatur waktunya sedemikian tertibnya, sebagian waktunya untuk mengurus kerajaan dan melayani umatnya, dan sebagian lagi waktunya digunakan untuk tidur. Sedangkan pada siang hari untuk berpuasa dan pada malam hari sebagian untuk beribadah kepada Allah.

        Pada suatu hari ketika beliau hendak tidur, datanglah syaitan menyerupai manusia akan menggodanya tentang masalah yang sedang dihadapinya.

       Karena beliau hendak tidur, diserahkanlah tamu itu kepada wakilnya untuk menerima dan menyelesaikan masalahnya. Rupanya tamunya tidak menyukai jika wakilnya yang menyelesaikan masalahnya, dan mendesak agar raja sendirilah yang menerimanya dan menyelesaikan permasalahanya.

      Karena tamunya tidak mau pergi dan masalahnya ingin diselesaikan segera, maka waktu bagi raja untuk tidur sudah tidak ada lagi. Walaupun demikian raja tidak marah, ia tetap bersabar dan ternyata bahwa tamu itu adalah  syaitan yang sengaja datang menggoda raja.

     Pada suatu hari terjadilah peperangan di negri itu dengan orang-orang yang durhaka kepada Allah, kemudian raja memerintahkan agar seluruh rakyatnya maju kemedan perang yang sedang terjadi, tetapi rakyatnya membangkang.

     Mereka menjawab : "Hai raja! kami takut berperang karena kami masih senang hidup di dunia, dan jika engkau memintakan kepada Allah untuk menjamin hidup kami barulah kami siap bertempur."

         Mendengar itupun raja tidak marah, dan berdo'a kepada Allah:"Ya Allah saya telah menyampaikan risalah Tuhan kepada mereka, menyuruh mereka berperang, namun mereka enggan dan membangkang akan perintah kami, mereka mempunyai permintaan."

       Kemudian turunlah wahyu kepada Nabi Dzulkifli as:"Ya Dzulkifli Aku telah mengetahui akan permintaan mereka dan Aku mendengar do'amu semuanya akan Aku kabulkan."

        Demikianlah gambaran kesabaran Nabi Dzulkifli as dalam menghadapi segala persoalan, beliau hadapi segala urusan dengan sabar, beliau selalu mematuhi janji yang diberikan oleh raja dahulu yang menyerahkan kerajaannya, dan beliau berpegang teguh akan janji dan kesanggupan untuk bersabar, yakni tidak marah.
Beliau wafat dalam usia 75 Tahun.

Senin, 10 Oktober 2016

Ahok: Kepada Umat Islam Saya Mohon Maaf

Ahok: Kepada Umat Islam Saya Mohon Maaf




TEMPO.COJakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyampaikan permohonan maaf terkait dengan ucapannya yang mengutip salah satu surat dalam kitab suci Al-Quran, yakni Al-Maidah ayat 51. Ucapannya itu membuat sejumlah kelompok masyarakat geram dan melaporkan Ahok ke kepolisian.

"Saya sampaikan kepada semua umat Islam ataupun orang yang merasa tersinggung, saya sampaikan mohon maaf," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 10 Oktober 2016.

Baca: Ahok Singgung Al-Quran, Rhoma Irama: Ini Penistaan Agama!  

Ahok mengatakan dia tidak bermaksud untuk melecehkan agama Islam ataupun Al-Quran. Menurut dia, masyarakat bisa melihat video sesungguhnya untuk mengetahui suasana yang terjadi saat ia melontarkan ucapannya. "Padahal tidak ada niat apa pun. Orang di Pulau Seribu pun saat itu, satu pun tidak ada yang tersinggung, mereka tertawa-tawa kok," ujarnya.

Ahok menuturkan, niatnya saat itu hanya untuk menunjukkan dia tidak ingin ada orang yang menggunakan surat Al-Maidah untuk membuat masyarakat bingung dan tidak memilihnya. Sebab, dia pernah menemukan lawan politik yang rasis dengan menggunakan ayat dalam kitab suci untuk menyerangnya, sampai akhirnya Ahok sendiri hafal isi dari ayat tersebut.

Baca: Penyebar Video Ahok Diteror, Buni Yani Tak Gentar  

Ahok memahami urusan agama adalah urusan pribadi dan tidak sebaiknya dikeluarkan di hadapan publik. Karena itu, dia berniat tidak akan menyinggung kembali penggunaan surat dalam kitab suci lantaran keadaan menjadi ramai di tengah situasi pemilihan kepala daerah DKI 2017.

"Ya sudah, kita enggak usah teruskan komentar-komentar saya ini. Saya minta media juga enggak usah teruskan," tuturnya.

Ucapan Ahok yang menyinggung Surat Al-Maidah 51 menjadi viral pasca-kunjungannya ke Kepulauan Seribu pada 27 September lalu. Dalam sebuah potongan video, Ahok yang menggunakan seragam cokelat pemerintah DKI mengatakan, “Jangan mau dibohong pakai Surat Al-Maidah ayat 51.” Pernyataannya itu kemudian dianggap melecehkan Al-Quran dan memunculkan berbagai reaksi dari masyarakat, termasuk adanya kritikan dari lawan politiknya.

Anies Baswedan misalnya, yang meminta calon gubernur inkumben itu untuk tidak lagi merujuk pada ayat kitab suci dalam acara resmi pemerintahan. "Gunakan cara dan kata yang patut serta rasa hormat bila menyebut sesuatu yang dipandang sebagai suci oleh siapa pun. Bangsa ini bineka, maka hormatilah kebinekaan itu,” ujar Anies dalam pernyataan tertulis kemarin.

Adapun calon gubernur yang diusung Koalisi Cikeas, Agus Harimurti Yudhoyono, juga bereaksi atas kontroversi ucapan Ahok. Menurut dia, persoalan ini bukan hukum semata tapi juga sosial. Karena itu, dia menilai Ahok perlu merespons aduan kelompok masyarakat secara serius dan transparan.

"Kalau ucapan yang kerap melukai hati kalangan masyarakat semacam ini terus terjadi, saya khawatir akan menimbulkan permasalahan sosial bahkan konflik komunal yang justru seharusnya bersama-sama kita cegah," ujarnya.

FRISKI RIANA

Ahok Mengaku Ditegur Keras MUI DKI

Ahok Mengaku Ditegur Keras MUI DKI



TEMPO.COJakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku mendapat teguran tertulis dari Majelis Ulama Indonesia DKI terkait dengan ucapannya yang merujuk pada surat Al-Maidah ayat 51, ketika meresmikan ruang publik terpadu ramah anak di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Selasa, 27 September lalu.

"MUI DKI tulis surat kepada saya, memperingati keras minta saya untuk fokus saja untuk kemaslahatan umat. Jangan omongin tafsiran-tafsiran agama yang sensitif," kata Ahok di Balai Kota DKI, Senin, 10 Oktober 2016.

Ahok menuturkan, atas teguran tersebut, dia menyampaikan permohonan maaf untuk semua pihak yang merasa tersinggung. Menurut dia, penafsiran salah satu ayat kita suci menjadi hak dan bisa dilakukan setiap orang. Bahkan, kata dia, sesama agama pun bisa menafsirkannya berbeda.

Dia memahami bahwa urusan agama merupakan urusan pribadi dan tidak sebaiknya ia lontarkan di hadapan publik. Namun, Ahok menegaskan ia tidak berniat untuk melecehkan agama Islam, terutama kitab Al-Quran. "Kamu bisa lihat tindak tanduk saya, ada enggak mau musuhin Islam? Ada enggak pengen melecehkan Al-Quran?" ujarnya.

Ahok mengaku sadar masalah tersebut sudah menimbulkan kegaduhan di tengah suasana pemilihan kepala daerah DKI 2017. Menurut dia, ada baiknya komentarnya itu tidak diperpanjang dan berlarut-larut. "Ini tentu mengganggu keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara. Padahal tidak ada niat apa pun," katanya.

Ahok juga meminta maaf kepada seluruh pihak yang telah dibuat repot dan gaduh atas dia. Dia meminta kepada masyarakat agar melihat tayangan utuh ucapannya saat itu, dan melihat suasana seperti apa yang tergambar. Sebab, menurut dia, saat menyinggung surat Al-Maidah ayat 51, tak satu pun warga Kepulauan Seribu yang merasa tersinggung. "Mereka tertawa-tawa kok."

Senin, 03 Oktober 2016

GUA MISTERIUS

GUA MISTERIUS
DAN BALOK KAYU DI MARS


MISTERI penemuan artefak seperti kerangka hewan, tengkorak manusia, dan patung di Mars belum terpecahkan. Sekaran peneliti menemukan objek berbentuk gua dan kayu di palnet Mars. Pemotretan yang dilakukan NASA menunjukkan adanya sebuah gua seperti pintu yang misterius pada dasar sebuah sebuah formasi bukit di Mars.

Orang yang pertama mengindentifikasi pintu tersebut bukanlah ilmuan NASA melainkan seorang pembaca web C news dari rusia bernama Alexandre Novgrodov. Ia melihat sebuah struktur  seperti buatan manusia di kaki bukit. foto tersebut diambil pleh pesawat Reconnaissance orbiter.

Para peneliti mengumukakan kemungkianan bahwa pintu tersebut adalah sebuah hasil dari erosi iklim. Namun tetap saja pintu itu menjadi perbincangan hangat mengingat bentuknya yang unik. Bentuk bukit yang seperti air mata ini terletak di tengah-tengah wilayah beku planet mars. Mars adalah rumah dari gunung terbesar di seluruh planet dan lembahnya adalah yang terdalam dari seluruh planet yang pernah ditemukan.

Dan Mars juga satu-satunya pelanet yang paling mungkin dapat menampung kehidupan manusia. Beberapa tanaman terbukti dapat hidup pada tekanan CO2 rendah seperti atmosfer Mars.
Ada juga foto yang menunjukan adanya kayu di palanet Mars. Namun para peneliti yang skeptis menyatakan bahwa gambar kayu tersebut kemungkinan didapat dari hasil pareidolia: Sebuah stimulus acak yang dipresepsikan memiliki signifikansi bentuk.
Seperti awan yang kadang terlihat memiliki bentuk tertentu.

SEKIAN

Minggu, 02 Oktober 2016

RUMAH KEDIAMAN PALING MEGAH

RUMAH KEDIAMAN PALING MEGAH


ISTANA Nurul Iman yang dimiliki oleh Yang Mulia Sultan Brunei, Sir Hassanai Bolkiah Mui'zzaddin Waddaulah ( lahir 15 Juli 1946 ) adalah rumah kediaman paling mewah yang ada di atas bumi.
Istana yang diselesaikan bulan januari 1984, bertepatan dengan kemerdakaan Brunei, dibangun dengan biaya US $ 350 juta. Tempat kediaman

    Sultan Brunei ini memiliki1.788 buah kamar dengan 257 kamar mandi dan toilet.
Di ruang bawah tanah istana itu  terdapat sebuah garasi yang sedemikian luasnya hingga mampu  menampung 110 buah mobil milik sang sultan. 

Begitulah fakta seputar bangunan mewah, yang hanya dimiliki sultan Brunei.

SEKIAN

TETAP OPTIMIS !!

http://www.gambarnaruto.com/wp-content/uploads/2015/05/Gambar-Wallpaper-Monkey-de-Luffy-One-Piece-Terlengkap26.jpg